Sejarah
Kain Songket merupakan salah satu warisan budaya yang diturunkan oleh nenek moyang yang sudah ada sejak zaman kerajaan. Pada zaman dahulu kain songket hanya digunakan oleh raja-raja melayu, Hal ini dikarenakan kain songket wibawa dan keindahan.
Nama songket diambil dari serapan bahasa melayu yaitu sungkit yang berarti mengait atau mencunkil. Konon sejak abad ke-9M keberadaan kain songket Palembang sudah diketahui pada saat kejayaan kerajaan Sriwijaya sedang ada di puncaknya. Awalnya kain songket hanya dipakai oleh para lali-laki, namun seiring berjalannya waktu para perempuan juga mulai mengenakannya dengan memadu padankan dengan gaun.
Kain songket dibuat khusus untuk acara adat ataupun bagi raja-raja penguasa kerajaan melayu saat itu. Sejak saat itu kain songket mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga dijadikan sebagai identitas dan kebesaran bagi sang pemakai dikarenakan proses bahan dan juga motifnya yang melambangkan filosofis tersendiri bagi sang pemakai. Akan tetapi akibat runtuhnya kerajaan sriwijaya dan juga masa kolonialisme eksistensi kain ini sempat memudar. Dikarenakan hal tersebut tidak sembarang orang bisa memiliki kain songket khas Palembang saat itu. Untungnya masih ada sebagian masyarakat Palembang yang cinta akan budaya mereka sehingga kain songket kembali dikenal oleh masyarakat. setelah kemerdekaan Indonesia masyarakan Palembang berusaha untuk memperkenalkan kebudayaan leluhur kepada generasi penerus agar kebudayaan ini tidak dimakan oleh zaman.